Bandarlampung - Guru besar tetap geologi Unila menilai pentingnya pendidikan kewaspadaan dini masyarakat pesisir di Indonesia, karena letak pantai seluruh wilayah RI yang rawan tsunami.
"Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa tektonik dengan frekuensi rata-rata setiap 10 tahun sekali, dan gempa tektonik di Indonesia kuantitasnya sangat sering terjadi," kata Prof Drs Suharno MSc PhD di Bandarlampung, Senin (15/2).
Pernyataan guru besar itu pada orasi ilmiah berjudul Siap Menghadapi Bahaya Gempa Bumi dan Tsunami pada pengukuhannya sebagai guru besar tetap bidang Geologi Fakultas Tehnik Unila, yang berlangsung di gedung serba guna kampus tersebut.
Dalam orasi ilmiahnya, Suharno menuliskan bahwa Lampung merupakan wilayah yang dekat dengan kelompok tsunami Sumatra dan Jawa, yang merupakan bagian dari pantai rawan tsunami di Indonesia, selain pantai barat Sumatra, pantai Selatan Jawa, pantai Utara dan Selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, Maluku, pantai Utara Irian, dan seluruh pantai di Sulawesi.
Berdasarkan fakta itu, diperlukan upaya mitigasi di tingkat aplikasi yang nyata, meliputi pemberian pengetahuan tentang tsunami dan upaya penyelamatan masyarakat saat dan pasca terjadinya bencana tersebut.
"Dalam priode 400 tahun terakhir, sejak 1600, telah terjadi 105 tsunami di seluruh dunia, dengan hampir 90 persen disebabkan oleh gempa tektonik, dan Indonesia termasuk dalam wilayah dengan kuantitas tsunami paling sering," kata dia.
Selain itu, Suharno juga menekankan tentang peningkatan upaya mitigasi oleh pemerintah, yaitu tahap pra bencana yang meliputi upaya preventif , mitigatif dan preparedness, saat terjadi bencana yang meliputi pengunaan pola operasi yang terarah, dan pascabencana yang meliputi tahapan rehabilitatif dan rekonstruktif.
"Hal terpenting yang harus dilakukan adalah pemerintah memiliki siklus managemen penangan bencana yang efektif, utamanya dalam tingkatan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.[*/ito] INILAH.COM
0 Komentar:
Posting Komentar