Lubang gigi, menurut Drg. Bernard Iskandar, umumnya berawal di bagian terdalam dari permukaan gigi (ceruk gigi). Soalnya, sisa makanan yang masuk di bagian ini sulit dibersihkan, inilah awal dari karies. Pada mulanya mungkin saya hanya berupa satu titik. Selanjutnya, karies tadi sudah membentuk lubang dan mengenai bagian email di sebut karies superfisial. Kalau sudah begini, lapisan akan larut dan rusak. Selanjutnya akan mengenai sistem saraf gigi.
“Pada tahap ini, mungkin penderita hanya merasa ngilu waktu menyantap makanan dingin atau terlalu manis,” tutur Bernard. Bila tidak di tangani, kerusakan gigi tidak berhenti sampai di situ. Lubang gigi kemudian akan mencapai tahap karies media. Dan terus berlanjut lebih dalam lagi hingga mengenai separuh dari jaringan dentinnya.
Nah, bila lubang gigi tadi semakin jauh ke dalam tubuh gigi, bahkan mengenai jaringan syarafnya, berarti kerusakan gigi sudah memasuki tahap yang disebut karies profunda. Pada kedua tahap ini, selain rasa nyeri saat terkena dingin, sakit, ngilu, tak jarang timbul bau tidak enak. Kendati demikian, sampai tahap ini penangannya boleh dikatakan belum terlalu sulit. “Asal penderitannya cepat tanggap. Artinya, segera menghubungi dokter gigi,” tegas Bernard.
Namun yang umum terjadi, lanjut dokter gigi ini, penderita membiarkan saja proses kerusakan gigi itu. “Paling-paling hanya meminum obat pemati rasa sementara. Ini tentu saja bukan tindakan bijaksana sebab selain penyakitnya tidak sembuh, rasa sakitnya akan muncul begitu pengaruh obatnya hilang. Akhirnya, penanganannya pun semakin sulit. Soalnya, penangan saraf gigi cukup sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit,” terang Bernard.
Hendaknya juga diingat, kata Bernard, kalau gigi dibiarkan sampai mati, problemanya makin luas saja. Gusi membengkak, misalnya. Kalau sudah begitu, mulut kita pun tidak sehat. Mulut yang sehat berarti, bukan hanya bebas lubang, gusi tempat tumbuhnya gigi juga perlu sehat pula. “Tidak bengkak atau radang yang memudahkan gigi cepat tanggal.”
Menyambung soal kesehatan mulut, sebenarnya posisi mengatupnya rahang, menurut Bernard, juga mempergaruhi kesehatan mulut. “Memang kita sulit menebak pertumbuhan gigi. Apakah ada pada suatu lengkung yang baik atau tidak. Tetapi, toh, bisa dirasakan. Bila saat mengunyah terasa ada yang mengganjal, bisa dicurigai pertumbuhan gigi kurang pas,” urai Bernard.
Dalam kasus ini, anjur Bernard, segeralah pergi ke dokter gigi untuk diobservasi. Sebab kalau dibiarkan terlalu lama bisa mempergaruhi bentuk wajah. Nah, kembali ke gigi berlubang tadi, pendeknya, sekecil apa pun lubang pada gigi, sebaiknya pergilah secepatnya ke dokter gigi. Karena kalau sudah parah, “Andaikata gigi bisa dirawat pun biasanya akan berubah warna dan agak rapuh,” jelas Bernard.
Dan bila gigi sudah rusak, selain proses pengunyahan makanan akan terganggu dan pencernaan menjadi tidak sempurna, bentuk wajah pun ikut berubah. Akibatnya, nilai estetika wajah pun ikut merosot. Padahal semua itu mungkin berawal dari setitik “noda” lubang yang timbul di permukaan salah satu gigi.
Tumpak Sidabutar TabloidNova
Nah, bila lubang gigi tadi semakin jauh ke dalam tubuh gigi, bahkan mengenai jaringan syarafnya, berarti kerusakan gigi sudah memasuki tahap yang disebut karies profunda. Pada kedua tahap ini, selain rasa nyeri saat terkena dingin, sakit, ngilu, tak jarang timbul bau tidak enak. Kendati demikian, sampai tahap ini penangannya boleh dikatakan belum terlalu sulit. “Asal penderitannya cepat tanggap. Artinya, segera menghubungi dokter gigi,” tegas Bernard.
Namun yang umum terjadi, lanjut dokter gigi ini, penderita membiarkan saja proses kerusakan gigi itu. “Paling-paling hanya meminum obat pemati rasa sementara. Ini tentu saja bukan tindakan bijaksana sebab selain penyakitnya tidak sembuh, rasa sakitnya akan muncul begitu pengaruh obatnya hilang. Akhirnya, penanganannya pun semakin sulit. Soalnya, penangan saraf gigi cukup sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit,” terang Bernard.
Hendaknya juga diingat, kata Bernard, kalau gigi dibiarkan sampai mati, problemanya makin luas saja. Gusi membengkak, misalnya. Kalau sudah begitu, mulut kita pun tidak sehat. Mulut yang sehat berarti, bukan hanya bebas lubang, gusi tempat tumbuhnya gigi juga perlu sehat pula. “Tidak bengkak atau radang yang memudahkan gigi cepat tanggal.”
Menyambung soal kesehatan mulut, sebenarnya posisi mengatupnya rahang, menurut Bernard, juga mempergaruhi kesehatan mulut. “Memang kita sulit menebak pertumbuhan gigi. Apakah ada pada suatu lengkung yang baik atau tidak. Tetapi, toh, bisa dirasakan. Bila saat mengunyah terasa ada yang mengganjal, bisa dicurigai pertumbuhan gigi kurang pas,” urai Bernard.
Dalam kasus ini, anjur Bernard, segeralah pergi ke dokter gigi untuk diobservasi. Sebab kalau dibiarkan terlalu lama bisa mempergaruhi bentuk wajah. Nah, kembali ke gigi berlubang tadi, pendeknya, sekecil apa pun lubang pada gigi, sebaiknya pergilah secepatnya ke dokter gigi. Karena kalau sudah parah, “Andaikata gigi bisa dirawat pun biasanya akan berubah warna dan agak rapuh,” jelas Bernard.
Dan bila gigi sudah rusak, selain proses pengunyahan makanan akan terganggu dan pencernaan menjadi tidak sempurna, bentuk wajah pun ikut berubah. Akibatnya, nilai estetika wajah pun ikut merosot. Padahal semua itu mungkin berawal dari setitik “noda” lubang yang timbul di permukaan salah satu gigi.
Tumpak Sidabutar TabloidNova
3 Komentar:
nice info gan...
makasi bngt ni info nya? dan bener bermanfaad tuk kita mua?
tips yang sangat bermanfaat? saya sangat menyukai artikel ini?
salam sukses?
Posting Komentar