INILAH.COM, Bandung- Bambu yang bisa lebih cepat tumbuh dibanding pohon kayu, dapat diunggulkan untuk menyelamatkan deforestasi. Selain itu bambu juga merupakan penghasil oksigen paling besar dibanding pohon lainnya.
Prof Dr Elizabeth Widjdja Senin (29/6) di Bandung mengatakan bambu juga memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan CO2 di udara. Selain juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan kritis.
Disela-sela seminar "Bambu For Modern Life" di Saung Angklung Udjo Bandung, Prof Elizabet menyebutkan Indonesia memiliki bambu sebagai sumber daya lokal terbarukan dengan potensi yang luar biasa dari aspek lingkungan alam dan sosial ekonomi.
Pembudidayaan bambu itu sendiri kurang diperhatikan pemerintah dan tidak pernah dianggap serius. Padahal pemerintah seharusnya dapat menyediakan lahan untuk pembudidayaan bambu termasuk untuk menanggulangi lahan kritis dan mengatasi banjir dan erosi.
Pohon bambu juga berfungsi sebagai penjernih air. Daerah bantaran sungai yang banyak pohon bambu, air sungainya terlihat jernih.
Bambu juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan bakar alternatif atau biofuel yang ramah lingkungan. Bilamana pemerintah jeli, pemanfaatan bambu untuk memproduksi biofuel tentu akan sangat menguntungkan dan ramah lingkungan.
Dikatakan, pengembangan bambu di Indonesia seharusnya menjadi agenda penting bukan hanya untuk menjawab persoalan lokal. Tetapi menjadi sumbangan aspiratif Indonesia bagi masyarakat dunia.
Dijelaskan Prof Elizabeth, varietas bambu di Indonesia merupakan yang paling banyak di dunia yaitu sekitar 160 jenis namun baru 88 yang benar-benar menjadi endemik di Indonesia. (Source).
0 Komentar:
Posting Komentar