Beberapa pertanyaan pun muncul, mengapa bau tak sedap pada mulut, menyerang saat kita berpuasa? Gigi putih bersih, senyum menawan, serta napas segar adalah dambaan sebagian masyarakat modern dewasa ini. Namun, apabila bau mulut atau yang dalam bahasa kedokteran dikenal dengan istilah halitosis terjadi, bisa-bisa menjadi masalah tersendiri dan membuat seseorang merasa kurang percaya diri.
Mulut merupakan gerbang masuknya makanan menuju tubuh dan menjadi gerbang keluarnya udara dari dalam tubuh, di samping memiliki fungsi yang sangat aktif dalam bersosialisasi seharihari. Setiap hari kita tersenyum, tertawa,dan berbicara dengan melibatkan organ ini; dan saat berpuasa, keterlibatannya pun tidak kalah penting.
Dokter gigi dari Dharmawangsa 8 Dental Care, drg Aditya Pribadi SpOrtho, menjelaskan bahwa apabila dikaitkan dengan puasa, penyebab utama bau mulut karena lambung yang kosong dalam waktu yang lama dapat merangsang timbulnya aroma yang kurang sedap, yang kemudian keluarkan melalui rongga mulut.
Selain itu,berkurangnya produksi air liur (saliva) karena berkurangnya rangsangan makanan yang masuk.
"Saat saliva berkurang,bakteri dalam mulut pun jadi lebih banyak sehingga muncul bau mulut,"ujarnya. Bau mulut saat puasa merupakan keluhan yang normal dijumpai. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak bisa kita hindari. Banyak cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga agar mulut kita tetap bersih dan napas terasa segar selama berpuasa.
Berdasarkan data yang disebutkan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI),pada dasarnya bau mulut disebabkan tiga faktor utama. Faktor pertama yaitu dari dalam mulut.Faktor di dalam mulut sendiri karena ada gigi berlubang, banyak pelak atau karang gigi, serta gigi rusak bahkan sampai menjadikan gigi busuk karena dibiarkan atau tidak dirawat.
Faktor kedua datang dari luar mulut.Faktor dari luar mulut,tetapi masih dari saluran napas atau cerna, atau penyakit umum lainnya. Peradangan atau penyakit pada bagian-bagian ini menyebabkan hal serupa seperti pada faktor yang pertama.Sebagai contoh,penyakit tuberkulosis (TBC paru) menyebabkan bau mulut agak amis, diabetes menyebabkan bau mulut seperti aceton (cairan pembersih cat kuku) Faktor ketiga adalah konsumsi makanan dan minuman yang bisa meninggalkan bau setelah beberapa jam mengonsumsinya,misalnya petai, kopi, atau minuman keras.
Penelitian menunjukkan 85-90% penyebab bau mulut disebabkan adanya kelainan rongga mulut, baik karies gigi maupun infeksi jaringan penyangga gigi. Selain itu, sisa makanan yang tertinggal di mulut dapat menyebabkan bau mulut. Ada ratusan spesies bakteri tinggal di mulut kita,dan sebagian besar dari mereka mencerna protein sehingga menghasilkan senyawa yang mengandung belerang yang mudah menguap dan menimbulkan bau mulut.
Aditya menyarankan selama bulan puasa memberikan perhatian ekstra dengan menyikat gigi dua kali sehari pada waktu yang tepat, yakni setelah makan sahur dan malam sebelum tidur.Hindari tidur setelah makan sahur dengan kondisi gigi dan mulut yang masih ada sisa makanan,dan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang beraroma tajam.
"Selain itu, ada baiknya juga untuk memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi sebelum memasuki bulan suci Ramadan," saran Aditya. Brand Manager Pepsodent PT Unilever Indonesia Amalia Sarah Santi mengatakan, sosialisasi dan edukasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama berpuasa sangat diperlukan.
Hal ini untuk mengenali dan menemukan solusi tepat untuk kebutuhan kesehatan gigi dan mulut selama berpuasa. "Dengan solusi yang tepat, menjalankan ibadah puasa pun akan lebih terasa nyaman," ujarnya. (Koran SI/Koran SI/uky) OKEZONE