Ilmuwan Kembangkan Chip Perangsang Gairah Seks
LONDON - Ilmuwan dari Oxford University mengembangkan sebuah chip yang ditanam pada otak untuk merangsang gairah dan kesenangan seks.
Chip seks tersebut bekerja dengan cara mengirimkan kejutan kecil dari elektroda yang tertanam di otak dan memancing seseorang dengan gairah seks rendah menjadi aktif secara seksual. Teknologi seperti ini sebelumnya sudah pernah dimanfaatkan untuk mengobati penyakit Parkinson.
Baru-baru ini, ilmuwan kemudian mengembangkan teknologi tersebut dengan berfokus pada wilayah otak tepat di belakang mata bernama korteks orbitofrontal. Wilayah ini berhubungan dengan perasaan senang yang ditimbulkan dari makan dan aktivitas seks.
Riset yang dipimpin oleh Morten Kringelbach menemukan bahwa korteks orbitofrontal bisa menjadi target rangsangan baru untuk membantu penderita anhedonia, yaitu ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan dari aktivitas tersebut. Rekan Kringelbach, ahli bedah syaraf Tipu Aziz menyebutkan, terdapat bukti bahwa chip ini dapat bekerja.
"Beberapa tahun lalu, seorang ilmuwan 'menanamkan' alat tersebut ke dalam otak seorang wanita yang gairah seksnya rendah. Alat ini mengubahnya menjadi aktif secara seksual. Namun wanita itu tidak menyukai perubahan drastis pada dirinya. Wanita tersebut kemudian meminta agar alat tersebut dicabut dari otaknya," kata Aziz seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (27/12/2009).
Dia pun menambahkan, risiko yang ditimbulkan dari teknologi ini. Menurutnya, teknologi tersebut membutuhkan pembedahan untuk menghubungkan kabel dari alat pacu jantung ke otak sehingga berpotensi menyebabkan pendarahan. (rah) Rachmatunnisa - Okezone
Chip seks tersebut bekerja dengan cara mengirimkan kejutan kecil dari elektroda yang tertanam di otak dan memancing seseorang dengan gairah seks rendah menjadi aktif secara seksual. Teknologi seperti ini sebelumnya sudah pernah dimanfaatkan untuk mengobati penyakit Parkinson.
Baru-baru ini, ilmuwan kemudian mengembangkan teknologi tersebut dengan berfokus pada wilayah otak tepat di belakang mata bernama korteks orbitofrontal. Wilayah ini berhubungan dengan perasaan senang yang ditimbulkan dari makan dan aktivitas seks.
Riset yang dipimpin oleh Morten Kringelbach menemukan bahwa korteks orbitofrontal bisa menjadi target rangsangan baru untuk membantu penderita anhedonia, yaitu ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan dari aktivitas tersebut. Rekan Kringelbach, ahli bedah syaraf Tipu Aziz menyebutkan, terdapat bukti bahwa chip ini dapat bekerja.
"Beberapa tahun lalu, seorang ilmuwan 'menanamkan' alat tersebut ke dalam otak seorang wanita yang gairah seksnya rendah. Alat ini mengubahnya menjadi aktif secara seksual. Namun wanita itu tidak menyukai perubahan drastis pada dirinya. Wanita tersebut kemudian meminta agar alat tersebut dicabut dari otaknya," kata Aziz seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (27/12/2009).
Dia pun menambahkan, risiko yang ditimbulkan dari teknologi ini. Menurutnya, teknologi tersebut membutuhkan pembedahan untuk menghubungkan kabel dari alat pacu jantung ke otak sehingga berpotensi menyebabkan pendarahan. (rah) Rachmatunnisa - Okezone
0 Komentar:
Posting Komentar