INILAH.COM, Jakarta - Dalam perjalanan menjelajah angkasa menuju sebuah komet, pesawat ruang angkasa Rosetta milik Eropa mengambil gambar asteroid berbentuk aneh yang bernama Steins.
Temuan tersebut berimplikasi bagi ilmuwan dan insinyur dalam mempelajari cara melenturkan sebuah asteroid yang mungkin akan menabrak bumi.
Ilmuwan mempelajari gambar tersebut dengan menggunakan teknik matematika untuk merekonstruksi bentuk dan rata-rata kecepatan putaran Stein, yang berlokasi di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter.
Mereka memperkirakan bahwa Stein yang bentuknya seperti potongan berlian telah mengalami transformasi, fenomena serupa yang banyak terjadi disebut sebagai efek YORP.
YORP adalah akronim nama belakang dari ilmuwan Ivan Yarkovsky, John O’Keefe, V.V Radzievskii dan Stephen Paddack, yang mempunyai teori tentang radiasi matahari yang akan meningkatkan atau menurunkan rata-rata putaran asteroid. Efek tersebur berbalik dengan perlahan seiring dengan panas yang keluar.
Efek YORP dapat menyebabkan perubahan orbit asteroid dengan mengarahkan cahaya yang lebih gelap ataupun terang ke obyek yang dimaksud.
“Mengetahui efek sebenarnya dari cahaya matahari kepada pergerakan asteroid adalah sangat penting,” kata Ahli Matematik Universitas Teknologi Tampere Mikko Kaasalainen di Finlandia. “Bahkan akan menjadi sangat berguna di jangka panjang sejalan dengan usaha menjauhkan asteroid yang mendekati bumi dengan cara menyorotkan sejumlah cahaya ke permukaannya.”
Berdasarkan bentuk Steins dan tonjolan materi di orbit ekuatornya, ilmuwan percaya bahwa efek YORP pada masa lalu mengubah periode rotasi asteroid dari sekitar dua sampai dua setengah jam dari siklus enam jam saat ini.
Rosetta bertemu dengan Asteroid Steins dalam jarak 803 kilometer pada tanggal 5 September 2008. Penjajakan dimulai sejak 2004 dan perkiraan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada 2014.[ito] Syamsudin Prasetyo Photo By mbc.com
0 Komentar:
Posting Komentar